Prixa.ai - 21 Juli 2022
Ditulis oleh Zalfa Imani Trijatna

Prixa, Jakarta - Sebagai penyedap rasa, garam menjadi komponen wajib dalam setiap hidangan. Bagi banyak orang, makanan terasa kurang sedap tanpa garam. Meski terkesan tidak berbahaya, garam dapat memiliki efek negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak.
Dilansir dari Healthline, garam terdiri dari sekitar 40% natrium dan 60% klorida. Keduanya memiliki fungsi yang penting bagi tubuh. Natrium adalah mineral yang membantu otot dan saraf untuk berfungsi secara optimal, sedangkan klorida membantu tubuh menjaga keseimbangan air dan mineral.
Walaupun memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, bukan berarti garam selalu aman dikonsumsi. Menurut Dietary Guidelines for Americans, 2.300 miligram (mg) natrium adalah batas maksimal yang dapat dikonsumsi seseorang setiap harinya sebagai bagian dari pola makan yang sehat. Jika dikonsumsi terlalu banyak, natrium yang merupakan bagian dari garam dapat menimbulkan berbagai kondisi kesehatan yang tentunya tidak kamu inginkan, baik jangka pendek maupun panjang.
Retensi air
Salah satu dampak terlalu banyak konsumsi garam adalah retensi air atau yang juga dikenal dengan edema. Dilansir dari Medical News Today, retensi air terjadi ketika ada masalah dengan satu atau lebih mekanisme tubuh untuk mempertahankan kadar cairan. Ketika kamu mengalami retensi air, perut kamu mungkin akan merasa lebih kembung dan besar dari biasanya. Hal ini terjadi karena ginjal ingin mempertahankan rasio natrium dan air di dalam tubuh dengan menahan air dengan ekstra.
Meningkatnya retensi air dapat menyebabkan pembengkakan pada tubuh, terutama pada area tangan dan kaki. Selain itu, kamu juga mungkin mengalami peningkatan berat badan.
Kehausan berlebih
Makanan dengan kandungan garam yang terlalu banyak akan menyebabkan mulut terasa kering atau membuat kamu merasa sangat haus. Merasa terlalu haus tentunya akan mendorong kamu untuk minum, dan inilah cara tubuh mencoba memperbaiki rasio natrium dan air.
Tidak hanya itu, kondisi ini juga dapat memicu hipernatremia yang disebabkan oleh kadar natrium berlebih dalam tubuh. Saat hipernatremia terjadi, air dapat keluar dari sel-sel tubuh dan masuk ke dalam darah. Jika tidak segera ditangani, perpindahan cairan ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan, termasuk kejang, koma, bahkan fatal.
Hipertensi
Dikutip dari Healthline, penelitian telah menunjukkan bahwa kandungan garam berlebih dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah. Mengurangi konsumsi garam melalui makanan sehari-hari juga dapat dikaitkan dengan upaya untuk menurunkan tekanan darah. Dua ulasan besar melaporkan bahwa pengurangan asupan garam 4.4 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (angka atas dan bawah pembacaan) masing-masing hingga 4.18 mm Hg dan 2.06 mm Hg.
Gangguan kardiovaskular
Tekanan darah tinggi tentunya dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan lainnya, terutama yang berhubungan dengan jantung. Dilansir dari Cleveland Clinic, tekanan darah tinggi yang dapat dipicu oleh tingginya konsumsi sodium merupakan faktor risiko utama untuk serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.
Osteoporosis
Dilansir dari Action on Salt, garam adalah faktor utama yang mengendalikan jumlah kalsium dalam dan menghilangkan kalsium dalam tulang. Karena kalsium sangat penting untuk kesehatan dan kekuatan tulang, terlalu banyak mengonsumsi garam dapat menyebabkan tulang melemah hingga osteoporosis.
Ditinjau oleh dr. Vito Jonathan
Jika kamu ingin ketahui lebih lanjut mengenai konsumsi garam dan gangguan kesehatan yang kamu alami, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter Prixa hanya dengan menekan tombol di bawah ini. Yuk, segera!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. What Happens If You Eat Too Much Salt?
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Most People Consume Too Much Salt
Medical News Today. Diakses pada 2022. What to Know about Water Retention
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. How Does Heart Affect Heart Health?
Action on Salt. Diakses pada 2022. Osteoporosis