Prixa.ai - 14 Februari 2022 Ditulis oleh Kumara Anggita

Prixa, Jakarta - Tahun 2022 ini, kita digemparkan kembali dengan varian baru B.1.1.529 yang lebih menular yang disebut dengan Omicron. Gejalanya mirip-mirip dengan varian Covid-19 lainnya namun sejumlah orang melaporkan gejala baru yang tidak biasa.
Dikutip dari Healthline, gejalanya antara lain batuk, demam, hidung tersumbat, pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan. Selain itu, CDC juga menyatakan bahwa pasien juga mengalami nyeri dada, tidak mampu bangun, warna bibir, kuku dan kulit yang lebih pucat keabu-abuan atau biru. Menurut John Hopkins Medicine sekitar 20% pasien Covid-19 mengalami diare sebagai gejala awal dari infeksi varian Omicron.
“Kebanyakan orang yang terinfeksi dimulai dengan sakit tenggorokan kering, nyeri tubuh, dan sakit kepala,” kata Dr. N. Adam Brown the chief impact officer and COVID-19 Task Force chair di Envision Healthcare yang dikutip dari Healthline.
Hilangnya rasa atau anosmia jarang dialami oleh pasien yang terinfeksi Omricon. Masalah paru-paru yang parah juga lebih jarang terjadi.
Kamu bisa lebih memerhatikan gejala saat baru berkontakan dengan orang yang terinfeksi. Dikutip dari WebMD, satu studi menunjukkan bahwa masa inkubasi untuk Omicron berkisar dari 0 hingga 8 hari, dengan rata-rata 3 hari. Tes mungkin masih bisa menunjukkan bahwa kamu negatif saat penularan terjadi.
Cara Menghindari Omicron
Untuk melawan virus, tentunya kita perlu untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Pada Januari 2022, CDC merekomendasikan kamu menggunakan masker dengan proteksi tertinggi termasuk respirator N95, KN95, KF94.
Jika kamu tidak memilikinya, kamu tetap bisa meningkatkan perlindungan dengan menggunakan double masker. Studi menunjukkan bahwa Efektivitas pemblokiran partikel di udara meningkat hingga 30 persen.
Namun, protokol kesehatan tentunya tidak cukup, vaksin lengkap dan booster juga akan membantu kamu untuk dijauhkan dari gejala yang berat. Dalam kasus yang parah, virus ini bisa menyebabkan pneumonia, gagal napas , dan bahkan kematian.
Kominfo menjelaskan bahwa sejauh ini di Indonesia terdapat beberapa vaksin yang bisa digunakan antara lain Sinovac, AstraZaneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer dan Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia. Setiap vaksin ternyata memberikan efek perlidungan yang berbeda. Untuk booster, vaksin yang digunakan adalah Pfizer, AstraZaneca, Moderna, Coronavac/Vaksin PT Bio Farma, Zivivax.
Kapan Harus ke Dokter?
Penelitian dari Skotlandia menunjukkan bahwa omicron dua pertiga lebih kecil kemungkinannya mengakibatkan rawat inap dibandingkan varian delta. Bahkan baru-baru ini Jokowi menyebutkan bahwa pasien Omicron bisa sembuh tanpa ke RS.
"Perlu saya sampaikan varian Omicron dapat disembuhkan tanpa harus ke rumah sakit," kata Jokowi dalam tayangan youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi Sebelumnya juga menganjurkan agar pasien bisa melakukan isoman dengan memanfaatkan telemedisin. Pastikan kamu memilih telemedisin yang tepat sesuai kebutuhanmu.
Ditinjau oleh dr. Vito Jonathan
Prixa hadir untuk mengecek gejalamu dengan cepat, memberikan konsultasi yang akurat, memantau keadaanmu, dan mengirimkan obat yang benar-benar dibutuhkan. Waspada COVID-19, periksa gejala tanpa kendala di Prixa yang dapat kamu akses dengan klik tombol di bawah ini. Yuk tunggu apa lagi?
Referensi:
CNBC Indonesia. Diakses pada 2022. Tetap Tenang! Jokowi: Pasien Omicron Bisa Sembuh Tanpa ke RS CNBC. Diakses pada 2022. Three new studies suggest omicron has lower hospitalization risk and is milder than other variants Healthline. Diakses pada 2022. Omicron Symptoms: How They Compare with Other Coronavirus Variants Kontan. Diakses pada 2022. Dimulai Besok, Catat 5 Merek Vakin Booster di Indonesia World Health Organization. Diakses pada 2022. Update on Omicron Indonesia BaikID. Diakses pada 2022. Jenis Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia