Prixa.ai - 24 Maret 2022
Ditulis oleh Zalfa Imani Trijatna

Prixa, Jakarta - Seperti yang biasa diketahui, hubungan seksual harus dilakukan secara aman. Berhubungan seksual dengan aman akan melindungi diri dan pasangan kamu dari berbagai macam Infeksi Menular Seksual (IMS) yang tentunya akan sangat merugikan, termasuk infeksi gonore.
Infeksi gonore atau infeksi gonokokal (gonorrhea) adalah penyakit infeksi menular seksual akibat bakteri neisseria gonorrhoeae yang dapat menyebabkan infeksi pada alat kelamin, rektrum, dan tenggorokan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), infeksi gonore merupakan penyakit seksual yang sangat umum, terutama di kalangan anak muda usia 15-24 tahun.
Seperti penyakit IMS pada umumnya, gonore dapat tertular melalui hubungan seksual dengan seseorang yang menderita infeksi gonore.
Selain itu, orang hamil yang terkena infeksi gonore juga dapat menularkan gonore pada bayi saat melahirkan. Umumnya, kamu bisa mendapatkan gonore dengan melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang menderita gonore. Orang hamil dengan gonore juga dapat memberikan infeksi pada bayinya saat melahirkan. Umumnya, infeksi gonore pada bayi paling sering menyerang mata.
Gejala Infeksi Gonore
Dilansir dari Mayo Clinic, dalam banyak kasus, infeksi gonore tidak menimbulkan gejala. Oleh sebab itu, banyak penderita gonore tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Akan tetapi, jika ada gejala, umumnya muncul di saluran genital. Berikut beberapa hal yang perlu kamu kenali
Gejala gonore pada laki-laki
Nyeri saat buang air kecil
Keluar nanah dari ujung penis
Pembengkakan dan nyeri pada salah satu testis
Gejala gonore pada perempuan
Nyeri saat buang air kecil
Keluar cairan dari vagina
Pendarahan di antara siklus menstruasi
Nyeri saat hubungan seksual
Perdarahan setelah berhubungan seksual
Penanganan Infeksi Gonore
Infeksi gonore dapat menimbulkan berbagai jenis komplikasi, seperti infertilitas atau kemandulan, penyebaran infeksi ke persendian dan area tubuh lain, dan peningkatan risiko HIV/AIDS. Oleh sebab itu, infeksi gonore harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya komplikasi. Dikutip dari Healthline, ada beberapa jenis penanganan umum infeksi gonore yang bisa dicoba antara lain:
Pemberian antibiotik
Karena gonore disebabkan oleh bakteri, dokter akan merekomendasikan antibiotik ceftriaxone pada pasien infeksi gonore. Antibiotik biasanya diberikan melalui suntikan pada bokong atau paha. Akan tetapi, pasien terkadang juga dapat mengonsumsi antibiotik dalam bentuk tablet.
Konsumi doksisiklin
Selain antibiotik, dokter juga dapat merekomendasikan pasien infeksi gonore untuk mengonsumsi doksisiklin untuk mengobati infeksi bakteri. Pada pasien infeksi gonore, doksisiklin biasanya dikonsumsi 2 kali sehari selama 7 hari.
Tidak melakukan hubungan seksual sementara
Dilansir dari CDC, setelah menyelesaikan pengobatan farmakologis dan gejala hilang, pasien infeksi gonore dianjurkan untuk menunda semua jenis aktivitas seksual selama seminggu penuh. Hal ini akan mencegah reinfeksi gonore. Pasien gonore juga dianjurkan untuk melakukan tes ulang sekitar tiga bulan setelah pengobatan infeksi awal.
4 Tips Cegah Infeksi Gonore
Infeksi gonore memiliki dampak yang sangat buruk bagi penderitanya. Meski dapat disembuhkan, tentunya kamu ingin terhindar dari infeksi gonore. Kamu bisa mencegah penyakit IMS ini dengan melakukan 4 berikut.
Tidak berganti-ganti pasangan
Berada dalam hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak terinfeksi gonore adalah salah satu cara paling efektif agar terhindar dari infeksi gonore dan penyakit IMS lainnya. Berganti-ganti pasangan akan meningkatkan risiko kamu terkena penyakit menular seksual karena semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi kemungkinan kamu terkena infeksi gonore.
Lakukan hubungan seksual secara aman
Karena infeksi gonore adalah salah satu jenis penyakit infeksi menular seksual, salah satu cara terbaik agar terhindar dari penyakit ini adalah dengan berhubungan seksual secara aman. Kamu dapat memastikan kalau hubungan seksual yang kamu lakukan aman dengan menggunakan kondom. Dikutip dari WebMD, menggunakan kondom akan membantu kamu terlindung dari infeksi gonore karena kondom bertindak sebagai penghalang yang dapat mencegah bakteri.
Berbicara secara terbuka dengan pasanganmu
Ketika kamu memiliki pasangan baru, sebaiknya kamu melakukan pembicaraan yang terbuka dengan pasanganmu. Kamu dapat bertanya jika pasanganmu sudah melakukan tes gonore atau memiliki keluhan yang merupakan tanda infeksi gonore. Jika kamu tidak yakin dengan kondisinya, sebaiknya kamu menghindari hubungan seksual dengan pasanganmu hingga diperiksa.
Melakukan tes gonore rutin
Dikutip dari WebMd, sebaiknya kamu melakukan tes gonore rutin setahun sekali jika kamu merupakan:
Perempuan di bawah 25 tahun yang aktif secara seksual
Perempuan yang memiliki pasangan baru, banyak pasangan, atau pasangan dengan penyakit IMS
Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki
Ditinjau oleh dr. Vito Jonathan
Jika kamu memiliki keluhan pada alat kelamin kamu atau sekadar ingin lebih tahu lebih dalam tentang infeksi gonore dan penyakit menular seksual lainnya, kamu dapat konsultasi dengan dokter secara mudah dengan menggunakan fitur telekonsultasi hanya dengan klik tombol dibawah ini!
Referensi :
Workowski KA, Bolan GA. Sexually transmitted diseases treatment guidelines, 2015. MMWR Recomm Rep. 2015 Jun 5. 64:1-137.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2010 Sexually Transmitted Diseases Surveillance: Gonorrhea. Available at http://www.cdc.gov/std/stats10/gonorrhea.htm. Accessed: May 21 2012.
Goodyear-Smith F. What is the evidence for non-sexual transmission of gonorrhoea in children after the neonatal period? A systematic review. J Forensic Leg Med. 2007 Nov. 14(8):489-502.
CDC. Diakses pada 2022. Gonorrhea – CDC Fact Sheet
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Gonorrhea
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Gonorrhea
WebMD. Diakses pada 2022. Gonorrhea
Prixa. Diakses pada 2022. Infeksi Gonokokal