Prixa.ai - 04 Juli 2022
Ditulis oleh Zalfa Imani Trijatna

Prixa, Jakarta - Setiap gangguan kesehatan mental memiliki efek yang berbeda-beda pada perilaku penderitanya. Salah satu akibat dari kondisi mental yang terganggu adalah emosi tidak stabil, dan ini dapat disebabkan oleh borderline personality disorder.
Dilansir dari National Alliance of Mental Illness (NAMI) Amerika Serikat, borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah suatu kondisi mental yang ditandai dengan kesulitan mengatur emosi. Kondisi ini menyebabkan orang-orang yang mengalami BPD merasakan emosi intens untuk waktu yang lama. Penderita BPD juga umumnya kesulitan untuk mengembalikan emosi yang stabil setelah menghadapi suatu peristiwa pemicu emosi mereka.
Kesulitan tersebut dapat memicu perilaku impulsif, citra diri yang buruk, hubungan dengan orang lain yang tidak stabil, dan respon emosional yang intens terhadap stresor atau pemicu. Tidak hanya itu, BPD juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami frustrasi karena kesulitan untuk mengatur diri dan emosi yang mereka rasakan. Akibatnya, tidak jarang pikiran untuk melakukan perilaku berisiko tanpa pertimbangan, termasuk melukai diri sendiri.
Faktor risiko borderline personality disorder
Penyebab timbulnya BPD belum dipastikan hingga saat ini. Akan tetapi, menurut NIMH, penelitian telah menunjukkan bahwa faktor-faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk memiliki BPD.
Riwayat keluarga
Jika seseorang memiliki anggota keluarga dekat, seperti orang tua atau saudara kandung, dengan BPD, orang tersebut mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang sama.
Struktur dan fungsi otak
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang dengan BPD mungkin mengalami perubahan pada struktur dan fungsi otak, terutama di area yang mengontrol impuls dan regulasi emosi, dan mengatur perencanaan dan pengambilan keputusan. Selain itu, ada peningkatan kadar zat kimia di otak, salah satunya serotonin yang terkait dengan depresi dan kesulitan mengendalikan impuls. Akan tetapi, peneliti belum yakin jika perubahan ini adalah faktor risiko BPD atau disebabkan oleh BPD.
Faktor lingkungan, budaya, dan sosial
Gangguan kepribadian ambang dapat dipicu oleh faktor-faktor eksternal yang menyebabkan penderitanya mengalami perasaan negatif, seperti pelecehan, pengabaian atau ditinggalkan, atau kesulitan saat masih kecil. Beberapa pasien BPD juga melaporkan bahwa mereka pernah melewati sebuah hubungan atau konflik yang tidak stabil dan tidak valid dengan orang lain.
Tanda borderline personality disorder
Dilansir dari Cleveland Clinic, banyak orang dengan gangguan kepribadian ambang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki kondisi ini. Terkadang, mereka juga kesulitan untuk menentukan cara yang lebih sehat untuk berperilaku dan memiliki hubungan dengan orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui tanda-tanda BPD untuk segera mendapat penanganan yang serius.
Meski setiap orang dengan BPD dapat mengalami tanda yang berbeda, ada beberapa tanda dan gejala tertentu yang dapat menjadi indikator gangguan kepribadian ini. Berikut adalah tanda dan gejala umum BPD menurut National Institute of Mental Health (NIMH) Amerika Serikat:
Berusaha untuk menghindari pengabaian di sebuah hubungan (abandonment) seperti terlebih dahulu memulai hubungan atau mengakhirinya dengan cepat
Memiliki pola hubungan yang intens dan tidak stabil dengan keluarga, teman, dan orang yang disayangi
Memiliki citra diri atau perasaan tentang diri sendiri yang tidak stabil
Melakukan hal-hal impulsif dan berbahaya, seperti menghambur-hamburkan uang, melakukan seks tanpa proteksi, menyalahgunakan zat-zat tertentu, mengemudi kendaraan dengan tidak hati-hati, dan binge-eating (makan dengan porsi terlalu banyak)
Melukai diri sendiri
Memiliki pikiran berulang tentang perilaku atau ancaman bunuh diri
Memiliki suasana hati yang intens dan sangat bervariasi yang berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari
Sering memiliki perasaan kosong
Sulit mengendalikan rasa marah
Sering merasa terdisosiasi, seperti merasa terputus dari diri sendiri, mengamati diri sendiri dari luar tubuh, atau merasa tidak nyata
Penanganan borderline personality disorder
Setelah mendapatkan diagnosis profesional bahwa memiliki BPD, sangat penting untuk pasien dengan gangguan kepribadian ambang untuk mendapatkan perawatan dari profesional kesehatan mental yang berlisensi. Seorang ahli kesehatan mental mungkin akan merekomendasikan beberapa jenis penanganan bagi pasien BPD, seperti psikoterapi dan penanganan dengan obat.
Psikoterapi
Dilansir dari NIMH, psikoterapi yang juga disebut terapi bicara adalah pengobatan utama untuk pasien dengan BPD yang dilakukan oleh seorang profesional di bidang kesehatan mental. Psikoterapi dapat dilakukan dalam sesi individu atau kelompok. Pasien dapat menjalankan perawatan psikoterapi DBT (Dialectical Behavior Therapy) atau CBT (Cognitive Behavioral Therapy).
Perawatan dengan obat
Penanganan BPD dengan obat umumnya bukan menjadi opsi utama bagi pasien. Akan tetapi, pada kasus tertentu, psikiater dapat merekomendasikan pasien untuk mengonsumsi obat untuk mengobati gejala tertentu atau kondisi mental yang terjadi bersamaan dengan BPD, seperti perubahan suasana hati atau depresi.
Ditinjau oleh psikolog klinis Yulius Steven
Jika kamu mengalami tanda atau gejala gangguan kepribadian ambang, sebaiknya kamu langsung bertemu dengan seorang profesional dalam bidang kesehatan mental. Kamu dapat mencoba fitur telekonsultasi untuk berbicara dengan psikolog klinis Prixa hanya dengan klik tombol di bawah ini.
Referensi:
National Alliance on Mental Illness. Diakses pada 2022. Borderline Personality Disorder
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2022. Borderline Personality Disorder
National Health Service. Diakses pada 2022. Causes - Borderline Personality Disorder
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Borderline Personality Disorder (BPD)
Healthline. Diakses pada 2022. Borderline Personality Disorder