Prixa.ai - 13 Mei 2022
Ditulis oleh Zalfa Imani Trijatna

Prixa, Jakarta - OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder bukan lagi menjadi istilah baru di telinga kita. 2.2 juta penduduk Amerika Serikat menderita OCD pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa OCD merupakan hal yang cukup umum, termasuk di negara kita. Akan tetapi, beberapa dari kita mungkin hanya sekadar pernah mendengar OCD tanpa mengetahuinya lebih lanjut. Kira-kira, apa sih yang dimaksud dengan OCD?
Dilansir dari Institut Kesehatan Mental Nasional Amerika Serikat (NIMH), OCD atau gangguan obsesif-kompulsif adalah kondisi gangguan mental yang menyebabkan penderitanya memiliki pikiran (obsesi) dan/atau perilaku (kompulsi) yang sulit untuk dikendalikan dan terjadi secara berulang, sehingga mereka memiliki keinginan untuk terus mengulanginya. OCD adalah suatu gangguan mental yang umum, kronis, dan berlangsung lama.
OCD yang parah akan sangat menderita dan mengganggu aktivitas se hari-hari penderitanya. Menurut Better Health Channel Australia, penderita OCD dapat menghindari hal apapun yang dapat memicu ketakutan obsesif mereka. Akibatnya, mereka akan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, berbelanja, atau membaca. Bahkan, beberapa penderita OCD memilih untuk diam di rumah untuk menghindari pemicu tersebut.
4 Tipe OCD
Dikutip dari Mayo Clinic, OCD biasanya mencakup obsesi dan kompulsi. Akan tetapi, beberapa penderita OCD hanya mengalami tipe obsesi atau hanya kompulsi. Berikut adalah 5 tipe yang umum terjadi pada penderita OCD.
Rasa takut berlebih terhadap kontaminasi atau kotoran (Contamination OCD)
Beberapa penderita OCD memiliki rasa takut tinggi terhadap kontaminasi atau kotoran yang dapat mereka dapatkan melalui benda-benda yang telah disentuh orang lain. Akibatnya, mereka akan membersihkan dan mendesinfeksi benda-benda tersebut secara berulang atau kompulsif.
Keraguan akan sesuatu yang tidak pasti (Checking OCD)
Penderita OCD memiliki tendensi untuk memiliki keraguan dan kesulitan untuk menoleransi ketidakpastian. Beberapa orang tidak yakin jika mereka telah mengunci pintu atau mematikan kompor, sehingga secara berulang harus memeriksa agar yakin semua sudah aman. Hal ini umumnya dilakukan akibat rasa takut jika mereka akan menimbulkan sesuatu yang membahayakan diri dan orang lain.
Mungkin banyak dari kita terkadang memeriksa sesuatu lebih dari satu kali. Akan tetapi, hal ini berbeda dari OCD. Pada umumnya, penderita OCD tidak dapat mengendalikan pikiran atau perilakunya. Tak jarang, penderita OCD dapat menghabiskan 1 jam hanya untuk memikirkan pikiran atau perilaku tersebut. Mereka juga dapat mengalami masalah yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari hanya karena pikiran atau perilaku tertentu.
Rasa stres intens karena sesuatu yang tidak teratur (Symmetry and Orderliness OCD)
Bagi beberapa penderita OCD, objek-objek harus tersusun secara teratur dan simetris. Ketika mereka melihat sesuatu yang tidak teratur dan simetris, mereka akan memiliki keinginan untuk memperbaikinya. Jika tidak memungkinkan, mereka mungkin merasa stres yang parah.
Bagi penderita OCD, gejala dan stres saling berhubungan. Mereka mungkin menyadari bahwa gejala yang dialami akan memburuk ketika sedang mengalami stres yang lebih kuat dari biasanya. Saat hal ini terjadi, pikiran intrusif dan kompulsif penderita OCD dapat menjadi lebih kuat dan sulit untuk dihadapi.
Pikiran agresif untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain (Harm OCD)
Meski termasuk tipe OCD yang jarang terjadi, beberapa dari penderita OCD mengalami tipe Harm OCD. Kondisi ini menyebabkan penderitanya untuk memiliki pikiran agresif atau rasa takut jika mereka dapat melukai diri sendiri atau orang lain, seperti menyerang orang lain atau mengendarai mobil ke kerumunan. Bayangan ini biasanya sulit untuk dihindari ketika sudah muncul.
Penanganan OCD
OCD merupakan sebuah kondisi yang perlu ditangani secara profesional agar dapat terkendali. Ketika tidak ditangani, OCD dapat mengganggu hubungan penderitanya dengan orang lain, pekerjaan, dan mengurangi kualitas hidup. Selain itu, OCD juga dapat diperparah oleh depresi dan gangguan kecemasan lainnya, termasuk social anxiety atau kecemasan sosial, panic disorder atau gangguan panik, dan separation anxiety atau kecemasan perpisahan.
Ditinjau oleh Psikolog Klinis Prixa Yulius Steven
Oleh sebab itu, jika kamu mengalami gejala di atas, sebaiknya kamu langsung konsultasi dengan psikolog yang akan membantu kamu memahami dan menangani kondisimu. Sekarang kamu dapat berkonsultasi dengan psikolog dengan hanya dengan menggunakan fitur telekonsultasi dengan psikolog di Prixa hanya dengan klik tombol di bawah ini. Yuk tunggu apa lagi?
Referensi:
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2022. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
WebMD. Diakses pada 2022. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
BetterHealth. Diakses pada 2022. Obsessive compulsive disorder
